Pihak Keluarga Meminta Kepolisian Segera Ungkap Misteri Kematian Ahat.

beliangn Selasa, 24 September 2024 11:37:33 130

Katingan,BeliangNews  – Sebuah tragedi menggemparkan warga Desa tumbang jala, Kecamatan Sanaman Mantikei, setelah seorang pria bernama Ahat (60) ditemukan tewas mengenaskan di Sungai Ruei, dalam kondisi yang diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Anak-anaknya, yang pertama kali menemukan jasad sang ayah, mendesak pihak berwenang untuk mengungkap kebenaran di balik kematian tersebut.

Ahat diketahui berpamitan kepada keluarganya pada Senin, 29 Juli 2024, sekitar pukul 07.30 WIB. Ia mengatakan kepada anak-anaknya—Silo, Sinto, Niko, Tarung, dan Feri—bahwa ia akan pulang ke kampung untuk menjenguk istrinya dan sekaligus mencari ikan.

“Bapak bilang hanya akan bermalam satu hari, jadi kami sempat menawarkan diri untuk mengantarkan, tapi bapak menolak dan meminta kami tetap bekerja,” jelas Silo kepada awak media. Senin (23/09/2024)

Namun, hingga Kamis, 1 Agustus 2024, Ahat tak kunjung kembali ke tempat mereka bekerja. Silo dan Feri, khawatir akan keselamatan ayah mereka, memutuskan pulang ke kampung untuk memastikan keadaannya. Saat tiba, mereka mendapat kabar mengejutkan dari sang ibu bahwa Ahat tak pernah tiba di rumah sejak hari Senin.

Setelah berkumpul dan berdiskusi dengan saudara-saudara lainnya, Silo dan keempat saudaranya memutuskan untuk mencari ayah mereka.

“Kami menyusuri jalan yang biasa ditempuh bapak, tetapi hanya menemukan lanjung dan pukat yang dibawanya,” kata Silo.

Karena cuaca buruk, pencarian dihentikan sementara dan dilanjutkan keesokan paginya.

Pada Jumat pagi, 2 Agustus 2024, keluarga Ahat kembali melanjutkan pencarian menggunakan perahu bermotor menyusuri Sungai Ruei menuju arah kampung. Sekitar pukul 09.00 WIB, setelah perjalanan sekitar 30 menit, mereka menemukan jasad Ahat mengambang di sungai dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

“Wajahnya hampir tidak bisa dikenali lagi. Tubuhnya penuh bekas luka tebasan senjata tajam, dan ada luka tembak di pinggang kanannya,” ungkap Silo dengan suara bergetar.

Dengan hati yang hancur, Silo dan Niko membawa jenazah ayah mereka ke kampung menggunakan terpal dan segera melaporkan peristiwa tragis ini ke Polsek Sanaman Mantikei. Pukul 20.00 WIB malam itu, Kapolsek dan tim tiba di rumah keluarga Ahat di Desa Tumbang Jala untuk melakukan visum dan memeriksa keterangan dari keluarga.

Keluarga besar Ahat memakamkan beliau pada Senin, 5 Agustus 2024, diiringi isak tangis dan rasa duka yang mendalam.

“Kami berharap pihak berwajib dapat mengungkap siapa pelaku yang tega melakukan ini kepada ayah kami,” ucap Silo dengan harapan besar akan keadilan.

Kematian Ahat yang tragis ini masih menyisakan misteri. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan, sementara warga sekitar berharap agar kasus ini segera terungkap dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.

Pihak keluarga dalam keterangannya kepada awak media meminta kepada pihak Kepolisian untuk secepatnya mengungkapkan peristiwa kematian ayah mereka (Ahat) yang diduga dibunuh. Dan mereka juga meminta agar kasus ini yang dialami oleh ayah mereka jangan ditutup-tutupi dan seakan-akan jalan di tempat. Agar kasus ini cepat terungkap mereka meminta Mabes Polri dan Divisi Propam Polri melalui Irwasum agar turun kroscek kembali ke TKP serta lakukan otopsi ulang terhadap ayah kami (Ahat) korban pembunuhan yang kami duga telah direncanakan pihak tertentu.( Syt )

Komentar

Berita Terkait